Senin, 28 September 2015

Hukum Menanam dan Memakai Bulu Mata Palsu dalam Pandangan Islam


Assalamu'alaykum neng geulis...

Hehehhe, kali ini lagi pengen bahas tentang pemakaian bulu mata palsu dan tanam bulu mata.

Jadi begini, kemaren sempat di kira extention bulu mata, (asli ciint) trus nyari2 hukumnya.  Bagaimana jika itu palsu atau extention (sambung) ??? Bagaimana pandangan Islam dalam hal ini?

Simak hadist berikut :

“Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan meminta rambutnya disambung.” (Shahih al-Bukhari, no: 5934)
Bulu Mata itu jg termasuk rambut lok?  rambut aja yg merupakan aurat yg harus ditutupi dilarang. Sudah jelas bahwa menyambung bulu mata itu tidak diperbolehkan, jatuhnya malah tabarruj. Selain itu menyambung bulu mata juga dapat membuat bulu mata asli rontok. Sayaaang kaan... Allah selalu punya alasan dibalik larangan-larangannya, jadi jgn merasa gag adil atau berpikiran sempit.

The American Academy of Ophthalmology (AAO) merekomendasikan bahwa bulu mata palsu atau ekstensi bulu mata di salon bisa menimbulkan infeksi kornea dan kelopak mata. Risiko lain adalah dermatitis kontak akibat reaksi alergi dari lem yang dipakai untuk menyambung bulu mata. (Read More)
Dan untuk pemakaian bulu mata palsu sendiri itu termasuk dalam Tabarruj yaitu berhias hingga melampaui batas. Allah melarang tabarruj. Berhias adalah hal yang dianjurkan kepada istri di hadapan suami. Sedangkan tata cara berhias tersebut harus sesuai dengan tuntunan syar’i. Walahualam sob, jujur aje aku jga pernah pake bulu mata palsu 3x (Jadi pagar ayu pas kecil, resepsi nikahan kakak n  pas wisuda). Abis itu kapok dah, knapa? lemnya bikin bulu mata rontok huhuhu, dan Allah sudah memberi bulu mata yg begini buat aku, jadi harus disyukuri saja. Alhamdulillah.

Kalo bisa ditinggalkan ya di tinggalkan, kalo blm bisa cobalah untuk mengurangi tabarruj. Dan banyak-banyaklah bersyukur. :)

Semoga manfaat,,, niatnya cuma mau ingatin dan (plisss jgn ngira aku extention bulu mata lagi ya hihihihi)

Wassalamu'alaykum.


Jumat, 28 Agustus 2015

Cara Menetukan Waktu Sholat Tanpa Jam

Kemaren sempat sharing sama temen, eh tiba-tiba dia nanya, gimana kalo gak ada jam... Gimana caramu nentuin sholat 5 waktu?

"sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang ditetapkan waktunya bagi kaum mukminin". (terjemah surat an-nisa:103)

Setelah compare dari beberapa artikel di google. Dapatlah aku jawaban seperti ini :
Masuk waktu shalat, adalah salah satu syarat sahnya shalat fardhu. Maka shalat yang dikerjakan di luar waktu akan menjadi batal.

1.    Cara Mengetahui Waktu Dzhuhur
Para ulama telah sepakat bahwa waktu dhuhur berawal ketika matahari sudah tergelincir (waktu zawal), sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Dan waktu dhuhur dimulai ketika matahari telah tergelincir.”
(HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash)

Dan waktu dhuhur berakhir ketika masuk waktu ashar (ketika bayangan benda sepanjang aslinya). Hal ini sebagaimana hadits:

Artinya: “Dan waktu dhuhur adalah sebelum tiba waktu ashar.” 
(HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash)

Akhir Waktu Dhuhur
Adapun akhir waktu dhuhur adalah ketika panjang bayangan sama dengan bendanya (masuknya waktu ashar). Sesuai dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Kemudian Jibril shalat dhuhur ketika bayangannya sama dengan benda.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash)

Cara menentukannya bias pakai tongkat yang ditancap ditanah.

2.  Cara Mengetahui Waktu Ashar
Awal waktu ashar adalah akhir dari waktu dhuhur. Sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Jibril shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya pada hari pertama ketika bayangannya sama dengan bendanya.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash)
Akhir Waktu Ashar
Akhir waktu ashar ada dua macam:
a.  Waktu ikhtiyari,
yakni ketika bayangan benda dua kali panjang aslinya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Dan pada hari kedua Jibril shalat bersama mereka ketika bayangan dua kali lipat panjang bendanya. Kemudian dia mengatakan waktu ashar adalah diantara dua ini.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash)

b.  Waktu idlthirary (waktu terpaksa), 
yakni sampai tenggelamnya matahari. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:
Artinya: “Barangsiapa yang mendapatkan satu rakaat sebelum matahari tenggelam berarti ia mendapatkan shalat ashar.” (HR. Bukhari & Muslim dari Abu Hurairah)

Akan tetapi tidak sepantasnya seorang muslim menunaikan shalat ashar di akhir waktu (semisal jam 5 sore) kecuali jika terpaksa. Hal ini sesuai dengan perkataan Imam Ibnu Qudamah, bahwa Shalat ashar di saat matahari telah berwarna kuning atau menjelang terbenamnya matahari merupakan ciri-ciri shalat orang yang munafik sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Itu adalah shalat orang munafik 3x. Mereka duduk-duduk (menunggu matahari hendak terbenam) sehingga tatkala matahari berada di antara dua tanduk syaithan, dia lakukan shalat empat rakaat dengan cepat kilat ibarat ayam yang sedang mematuk, dia tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit saja.” (HR. Muslim dari Anas bin Malik)

3.  Cara Mengetahui Waktu Maghrib

Para ulama Ahlussunah wal Jama’ah bersepakat bahwa waktu maghrib adalah ketika matahari terbenam, 
Adapun dalil tentang awal waktu maghrib adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:
Artinya: “Dan waktu maghrib ketika terbenam matahari.” (HR. Bukhari no. 527 dan Muslim no. 1023 dari Jabir bin ‘Abdillah)

 

Akhir Waktu Maghrib

Adapun akhir waktu maghrib ketika telah hilangnya warna kemerah-merahan di langit, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Dan waktu maghrib adalah selama syafaq (warna kemerah-merahan) belum hilang.” (HR. Muslim no. 967 dari ‘Abdullah bin Amr bin Ash)

4.  Cara Mengetahui Waktu Isya’

Adapun awal waktu isya’ adalah setelah hilangnya warna kemerah-merahan di langit sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam melakukan shalat isya’ ketika terbenamnya warna kemerah-merahan.” (HR. Muslim no. 969 dari Abu Musa Al Asy’ari)

 

Akhir Waktu Isya’

Adapun akhir waktu isya’ dibagi dua.
a.  Waktu ikhtiyary (pilihan) ketika pertengahan malam. Sebagai misal, jika matahari terbenam pada pukul 6 sore dan terbit pada jam 6 pagi maka batas akhir waktu isya’ adalah pukul 12 malam. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Dan waktu isya’ sampai pertengahan malam.” (HR. Muslim no. 967 dari Abdullah bin Amr bin Ash)

b.  Waktu idlthirary (terpaksa) yakni sampai masuknya waktu subuh, sesuai dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Suatu hal yang berlebih-lebihan bagi orang yang tidak melakukan shalat sampai datangnya waktu shalat yang lain.” (HR. Muslim no. 1099 dari Abu Qatadah)

5.  Cara Mengetahui Waktu Subuh

Adapun waktu subuh ketika terbitnya fajar shadiq, dan ini adalah kesepakatan para ulama, sesuai dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam menunaikan shalat subuh ketika fajar merekah.” (HR. Muslim no. 969 dari Abu Musa Al Asy’ary)

 

Akhir Waktu Subuh

Akhir waktu subuh dibagi dua:
a.    Ikhtiyary (pilihan) terus berlangsungnya waktu tersebut (fajar shadiq).
b.   Idlthirary (terpaksa) sampai terbitnya matahari sesuai dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

Artinya: “Barangsiapa menjumpai rakaat sebelum terbitnya matahari sungguh telah menjumpai shalat subuh.” (HR. Bukhari no. 545 dan Muslim no. 656 dari Abu Hurairah)



Walahualam ya teman-teman… aku Cuma ngeshare ini iseng2 cari karena penasaran, tapi sekarang kan sudah ada jam. Jadi dipermudah… mudah-mudahan kita semua termasuk orang2 yang tidak lalai. Yang masih aku pertanyakan disini adalah, kita berpatokan pada Matahari. Lalu bagaimana jika hujan dan mendung???





Minggu, 09 Agustus 2015

CARA MOVE ON DENGAN HIJRAH

Assalamualaikum saudaraku...

Udah berapa tahun gag nulis blog, gara2 nih blog isinya dicoment sama orang2 yang g bertanggung jawab. :D aku jadi dilema...

But now its no problem.

Banyak yang mau aku sharing nih, ntah ada yg baca atau gak, yang jelas ini buat simpanan aku sendiri dikala aku lupa.

Beberapa tahun belakangan, semenjak alm. meninggal aku banyak beteman sama orang2 sholeha dan sholeh. Alhamdulillah ya... hehhee itu caraku move on :p

Kemaren isi blog ini kebanyakan tentang dia dia diaaa mulu, ingat banget gimana aku galau sampe lepas kontrol nulis status dimana-mana seolah olah curhat online.

Ini udah tahun 2015. Tepat tanggal ini 09 Agustus 2015 dia meninggal dan udah berlalu 3 tahun. Tahun - tahun sebelumnya masih galau tingkat atas tapi skarang udah beda, bukan karena aku ada yang baru aku tetep sama, aku masih jomblo. Tapi aku jomblo bukan karena gag bisa move on dari dia. Tapi karena ALLAH SWT.

Aku banyak dikelilingi oleh orang2 yang sholeh/a. Temen2 yang care dan keluarga yang penuh kasih. Di tinggal orang yang meninggal bukan akhir dari segalanya. Disitulah aku belajar gimana caranya aku bisa membuat diriku gag kaya orang yang berakhir.

Aku belajar ilmu2 agama yang lebih dalam lagi, dan sampe nemu kata2 yang tumbuh dipikiranku sendiri "Dia gag jodoh sama aku, mungkin aku kurang baik untuknya sampe Allah gg jodohin aku sama dia" akhirnya aku mulai memantaskan diri pada Allah.

Sekarang juga aku masih belajar, tapi aku ngeliat sendiri perubahan yang aku alami.
Hijab ku yang dulu rempong ala ala hijab modern sekarang udah mulai syar'i, gag pake celana. Aku banyak follow akun2 dakwah yang setiap aku buka medsos timelineku isinya akun2 tersebut, jadi semakin mengingatkanku. Belajar gimana jadi perhiasan dunia, yang cantiknya bukan cuma diluar aja tapi didalammnya luar biasa (hehehhe masih belajar loh ya)...

Aku ya bukan orang yang suka baca, tapi untuk belajar kalo gag baca ya dengarin, jadi aq juga mulai kebiasaan dengan baca (yg dibaca yg bermanfaat bukan yg aneh2)...

Kalo mau belajar itu gg mesti ikut pengajian dimana-mana kok, kamu bisa punya temen yang siap ditanya2in, di aja sharing, daaaannnn follow akun2 yang bermanfaat dijaringan sosial. Perubahan besarku ya dari situ, belajar ngontrol sikap dan baikin mindset. :p Belajar CINTA yang IKHLAS dan TULUS sama ALLAH.

Alasan knapa move on ku adalah memperdalam agamaku adalah aku ingat satu ayat dalam Al-Qur'an.


اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Seperti yang aku bilang sebelumnya, aq gg jodoh sama dia mungkin karena aku yang kurang baik, jadi aku berusaha untuk jadi wanitaa yang lebih baik lagi. Dan ternyataaaaa, selama proses pembelajaranku itu aku bukan cuma bisa move on, tapi aku banyak belajar gimana menjadi perhiasan dunia, dan banyak belajar bahwa hidup di dunia ini bukan segalanya, memperbanyak bekal demi surga-Nya itulah yang terpenting. Kalo mau kehidupanmu sukses didunia kamu juga harus balance kan sama amal ibadahmu untuk akhirat, karena disanalah yang kekal. Aku gag bilang sekarang diriku udah pinter, udah ngerti, udal sholeha, justru semakin aku belajar aku makin merasa bodoh karena ternyata masih banyak hal didunia ini yang salah aku perbuat. Aku mulai membenahi kesalahan-kesalahan itu dengan terus belajar dan berkumpul dengan orang2 sholeh/a. Aku percaya ALLAH SWT mau membantu hambanya yang mau berusaha, dan ALLAH SWT selalu ada saat kita mengingatnya. Semua kemudahan akan tercapai jika kita melakukan sesuatu dengan niat karena Allah. Belajar untuk gag Riya dan tulus karena Allah niscaya berkahnya lebih besar. Aku ingin kehidupan di dunia ku baik dan diakhiratku pun lebih baik. 

Thanks.... Insyaa Allah bakalan sering2 nulis blog yang manfaat bukan curcol galau :D...



Wassalamu'alaikum wr. wb.

Rabu, 04 Juni 2014

20 Sunnah Rasulullah SAW yang sering dilupakan


Assalamu'alaikum wr. wb. 

  
Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam baik perkataan, perbuatan, ataupun persetujuan. Sunnat pula berarti sesuatu yang pelakunya mendapat pahala dan tidak ada dosa bagi yang meninggalkannya. Di antara perbuatan sunnah yang jarang dilakukan kaum muslimin adalah sebagai berikut:

1. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat Melepasnya
 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Jika kalian memakai sandal maka dahulukanlah kaki kanan, dan jika melepaskannya, maka dahulukanlah kaki kiri. Jika memakainya maka hendaklah memakai keduanya atau tidak memakai keduanya sama sekali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Menjaga Dan Memelihara Wudhu
 Diriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

3. Bersiwak (Menggosok Gigi dengan Kayu Siwak)
 Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk mendapatkan ridha Allah. (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
 Bersiwak disunnahkan setiap saat, tetapi lebih sunnah lagi saat hendak berwudhu, shalat, membaca Al-Qur`an, saat bau mulut berubah, baik saat berpuasa ataupun tidak, pagi maupun sore, saat bangun tidur, dan hendak memasuki rumah.
 Bersiwak merupakan perbuatan sunnah yang hampir tidak pernah dilakukan oleh banyak orang, kecuali yang mendapatkan rahmat dari Allah. Untuk itu, wahai saudaraku, belilah kayu siwak untuk dirimu dan keluargamu sehingga kalian bisa menghidupkan sunnah ini kembali dan niscaya kalian akan mendapatkan pahala yang sangat besar.

4. Shalat Istikharah
 Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwa ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita tata cara shalat istikharah untuk segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan surat-surat Al-Qur`an kepada kami. (HR. Al-Bukhari)
 Oleh karena itu, lakukanlah shalat ini dan berdoalah dengan doa yang sudah lazim diketahui dalam shalat istikharah.

 5. Berkumur-Kumur Dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak Tangan Ketika Berwudhu
 Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung secara bersamaan dari satu ciduk air dan itu dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 6. Berwudhu Sebelum Tidur Dan Tidur Dengan Posisi Miring Ke Kanan
 Diriwayatkan dari Al-Barra bin Azib Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu, aku lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut kepada-Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan dengan nabi yang Engkau utus. Jika engkau meninggal, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir perkataanmu. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

7. Berbuka Puasa Dengan Makanan Ringan
 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbuka puasa sebelum shalat maghrib dengan beberapa kurma basah. Jika tidak ada maka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, maka beliau hanya meminum beberapa teguk air. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

8. Sujud Syukur Saat Mendapatkan Nikmat Atau Terhindar Dari Bencana
 Sujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu ia berkata, Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

9. Tidak Begadang Dan Segera Tidur Selesai Shalat Isya`
 Hal ini berlaku jika tidak ada keperluan saat begadang. Tetapi jika ada keperluan, seperti belajar, mengobati orang sakit dan lain-lain maka itu diperbolehkan. Dalam hadits shahih dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum shalat isya` dan tidak suka begadang setelah shalat isya`.

10. Mengikuti Bacaan Muadzin
 Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di akhirat kelak). (HR. Muslim)

11. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan, Bersegera Menuju Shalat, Serta Berupaya Untuk Mendapatkan ShafPertama.
 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Andaikata umat manusia mengetahui pahala di balik adzan dan berdiri pada shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan bagian kecuali harus mengadakan undian terlebih dahulu niscaya mereka membuat undian itu. Andaikata mereka mengetahui pahala bergegas menuju masjid untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya. Andaikata mereka mengetahui pahala shalat isya dan subuh secara berjamaah, niscaya mereka datang meskipun dengan merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

12. Meminta Izin Tiga Kali Ketika Bertamu
 Jika tidak mendapatkan izin dari tuan rumah, maka konsekuensinya anda harus pergi. Namun, banyak sekali orang yang marah-marah jika mereka bertamu tanpa ada perjanjian sebelumnya, lalu pemilik rumah tidak mengizinkannya masuk. Mereka tidak bisa memaklumi, mungkin pemilik rumah memiliki uzur sehingga tidak bisa memberi izin. Allah Taala berfirman, Dan jika dikatakan kepadamu, Kembalilah! Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nuur: 28)
 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Adab meminta izin itu hanya tiga kali, jika tidak diizinkan maka seseorang harus pulang. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

13. Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur
 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,Jika kalian hendak tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung seprainya, lalu mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur miring ke kanan dan membaca, Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku, dengan-Mu aku merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia, dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan perlindungan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih. (HR. Muslim)

14. Meruqyah Diri Dan Keluarga
 Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa ia berkata, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa meruqyah dirinya dengan doa-doa perlindungan ketika sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan wafatnya beliau. Saat beliau kritis, akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, lalu aku mengusapkan tangannya ke anggota tubuhnya sendiri, karena tangan itu penuh berkah. (HR. Al-Bukhari)

15. Berdoa Saat Memakai Pakaian Baru
 Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika mengenakan pakaian baru, maka beliau menamai pakaian itu dengan namanya, baik itu baju, surban, selendang ataupun jubah, kemudian beliau membaca, Ya Allah, hanya milik-Mu semua pujian itu, Engkau telah memberiku pakaian, maka aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan tujuannya dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan tujuannya dibuat. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

16. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak Kecil
 Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia menceritakan, Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
 Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu bahwa ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka semua. (HR. Muslim)

17. Berwudhu Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub) 
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin mandi besar, maka beliau membasuh tangannya terlebih dahulu, lalu berwudhu seperti hendak shalat, kemudian memasukkan jemarinya ke airdan membasuh rambutnya dengan air. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menuangkan air tiga ciduk ke kepalanya dengan menggunakan tangannya, lalu mengguyur semua bagian tubuhnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

18. Membaca Amin Dengan Suara Keras Saat Menjadi Makmum
 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Jika imam membaca Amin maka kalian juga harus membaca Amin karena barangsiapa yang bacaan Amin-nya bersamaan dengan bacaan malaikat maka diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
 Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kaum salafus-shalih mengeraskan bacaan Amin sehingga masjid bergemuruh.

19. Mengeraskan Suara Saat Membaca Zikir Setelah Shalat
 Di dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan, Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma mengatakan, mengeraskan suara dalam berzikir setelah orang-orang selesai melaksanakan shalat wajib telah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ibnu Abbas juga mengatakan, Aku mengetahui orang-orang telah selesai melaksanakan shalat karena mendengar zikir mereka. (HR. Al-Bukhari)
 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, Disunnahkan mengeraskan suara saat membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat.
 Sunnah ini tidak dilakukan di banyak masjid sehingga tidak dapat dibedakan apakah imam sudah salam atau belum, karena suasananya sepi dan hening. Caranya adalah imam dan makmum mengeraskan bacaan tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan takbir (Allahu Akbar) secara sendiri-sendiri, bukan satu komando dan satu suara. Adapun mengeraskan suara ketika berzikir dengan satu komando, satu suara dan dipimpin oleh imam maka dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang mengatakan sunnah secara mutlak, ada yang memandang sunnah dengan syarat-syarat tertentu dan ada pula yang mengatakan bahwa zikir berjamaah adalah perbuatan bidah.

20. Membuat Pembatas Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat Sunnah
 Diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya dia menghalanginya karena orang itu adalah setan. (HR. Abu dawud dan Ibnu Majah)
 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata, Rasulullah menancapkan tombak di depannya, lalu shalat di belakang tongkat itu. (HR. Al-Bukhari)
 Sunnah ini sering diabaikan, terutama saat melakukan shalat sunnah.
 Wahai saudaraku! Jadilah seperti orang yang diungkapkan oleh Abdurrahman bin Mahdi, Aku mendengar Sufyan berkata, Tiada satu hadits pun yang sampai kepadaku kecuali aku mengamalkannya meskipun hanya sekali.
 Muslim bin Yasar mengatakan, Aku pernah melakukan shalat dengan memakai sandal padahal shalat tanpa sandal sangat mudah dilakukan. Aku melakukan itu hanya ingin menjalankan sunnah Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam.
 Ibnu Rajab menuturkan, Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.
 Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu dan mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami dan kedua orang tua kami bersamanya di surga wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.